Perangkat editing
yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit
linear yang bekerja dengan merekam atau memindahkan gambar dari satu kaset ke
kaset yang lainnya. Gambar yang diperoleh dari liputan di lokasi perlu
dipindahkan atau direkam ke dalam kaset utama atau master tape yang akan
menjadi versi yang sudah di edit yang akan ditayangkan pada program berita.
Kaset master tersebut ditempatkan pada alat perekam (recorder) yang dilengkapi
dengan monitor untuk mengetahui gambar apa yang tengeh direkam dan sebuah alat
kontrol untuk menandai batas awal dan batas akhir gambar yang direkam.
Proses editing dimulai dengan menandai bagian gambar yang
akan di kopi ke master tape. Cara mengkopi adalah dengan memberikan batas awal
(mark in) dan batas akhir (mark out) pada bagian yang akan dikopi dan setelah
itu tekan tombol recorder, maka mesin perekam akan merekam bagian yang sudah
ditandai itu. Cara seperti ini diulang lagi pada setiap kali perekaman gambar
yang diinginkan. Pada bagian recorder ini, editor bisa melihat panjang cerita
yang sudah diedit.
Rangkaian gambar harus disusun sedemikian rupa sehingga
penonton dapat menyaksikan perjalanan gambar (visual journey) yang menarik dan
tidak membosankan. Dalam menyusun paket berita, maka gambar pertama yang
ditampilkan adalah gambar yang paling dramatis, paling menarik dan paling
penting dalam upaya menarik perhatian penonton.
Seorang penyunting gambar dalam melakukan pekerjaannya akan
selalu dihadapkan pada dua hal : pertama, durasi gambar versi edit yang
dibatasi dan durasi proses edit yang juga dibatasi, yaitu oleh deadline, dimana
hasil pekerjaan editor harus siap untuk ditayangkan. Bebarapa dasar teknik
editing
1. Cut
Perpindahan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain
secara mendadak atau tanpa intrupsi, oleh karena itu perlu diperhatikan
komposisi serta kontinuitasnya dari gambar yang akan digabungkan atau
dihubungkan. Cut dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan pengembangan dari
suatu kejadian. Penjelasan berati mempertunjukan kepada penonton suatu kejadian
yang sejelas-jelasnya.
Misalnya : Long Shot orang yang sedang membaca buku untuk
membantu penonton untuk melihat buku apa yang sedang dibaca, ditampilkan judul
buku dengan pengambilan secara Close Up. Pengembangan berarti mempertajam
situasi kejadian. Misalnya Long Shot seorang yang sedang ditodong dengan
pistol, kemudian shot berikutnya adalah Medium Shot yaitu memperlihatkan
penodong dengan pistol atau Medium Close Up wajah orang yang sedang ditodong.
Fungsi Cut adalah
untuk menunjukan :
Kesinambungan
action, apabila suatu kamera tidak mampu mengikuti suatu action karena halangan
objek lain, misalnya : kita potong shot tersebut dan diganti dengan shot yang
lain yang menerusjan shot tersebut.
Detail objek,
misalnya dari Long Shot ke Medium Close Up.
Perubahan tempat
dan waktu, Cut dari indoor (interior) ke outdoor (exterior), misalnya :
menunjukan dalam rumah kemudian ke jalan.
Peningkatan atau
penurunan kejadian, Cut to Close Up menunjukan peningkatan, sedangkan Cut to
Long Shot menunjukan penurunan.
Jenis
penyambungan Cut :
Jump Cut,
suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena lompatan
dari shot yang lain berbeda waktunya.
Cut In, insert
suatu yang disisipkan pada shot utama dengan maksud untuk mewujudkan detai dari
shot utama.
Cut Away,
Intercut, Reaction Cut, shot action yang menunjukan atau menggambarkan reaksi
terhadap shot utama atau shot lain yang bisa dimasukan sebagai selingan.
Selain harus memahami kontinuitas gambar, seorang editor
juga harus memahami kontinuitas arah, yaitu pada saat menghubungkan dua buah
shot setiap pergerakan harus dijaga agar menuju kesuatu arah yang sama. Kalau
hal ini tidak dilakukan, maka akan melanggar suatu peraturan dasar dalam dunia
pertelevisian, yaitu melewati garis imaginasi.
Untuk bisa memadukan gambar dengan baik, editor harus selalu
memperhatikan gambar (visual) pada saat melakukan “Cut”, yaitu :
Dalam melakukan
cutting dari satu shot ke shot yang lain, penonton harus tidak merasakan
terjadinya perpindahan antar gambar.
Cut untuk
memperlihatkan kepada penonton apa yang ingin dilihatnya, sehingga cutting
harus dilakukan dengan sangat cermat, hati-hati dan pada saat yang tepat.
Dalam cutting
keputusan pertama yang harus dilakukan adalah untuk menentukan “ Apakah perlu
untuk dilakukan Cutting”.
pastikan bahwa
shot berikut yang akan di cut mengandung sesuatu yang baru didalamnya (jangan
CU à CU orang yang sama).
Jangan cut dari
VLS (Very Long Shot) ke sebuah BCU (Big Close Up) objek yang sama, karena
penonton akan bingung tentang apa yang ingin ditonjolkan.
pada saat
melakukan cutting dari VLS ke MS (Medium Shot) atau MS ke CU hendaklah dirubah
sudut pengambilan gambarnya (sudut kameranya). Apabila Shooting di dalam studio
dengan multi kamera, hal ini seharusnya tidak terjadi.
Selain harus memperhatikan gambar pada saat melakukan cut,
editor juga harus memahami kapan waktunya harus melakukan cutting, sehingga
tidak mengganggu konsentrasi penonton.
Cutting on Action
Cutting antara
dua buah shot yang mengandung sebuah subjek yang sama, dipilih pada saat
terdapat pergerakan (duduk, berdiri, dll)
Reaction shot
yaitu salah satu shot yang mempunyai motivasi untuk melakukan cut
Cutting pada titik Interest
Cutting pada sebuah shot (off kamera) yang berisikan objek
yang seakan-akan dilihat oleh shot aktor sebelumnya
Cutting pada “Cue” suara
Suara menjadi motivasi untu melakukan cutting, sehingga
penonton (audiens) bisa langsung melihat dari mana asal suara tersebut
2. Dissolve
Pergantian antara gambar yang satu dengan gambar yang lain
secara perlaha-lahan (tanpa blank). Teknik ini dipergunakan untuk menghaluskan
teknik pemindahan gambar sesuai dengan karakter dan kebutuhan sebuah program
yang diproduksi. Penggunaan dissolve ini lebih leluasa dibandingkan dengan cut.
Pada umumnya dissolve dipergunakan untuk jembatan penghubung
dari shot action, pergantian tempat dan waktu dan menunjukan hubungan yang erat antara dua shot, misalnya: pergantian
dari Long Shot ke Close Up seorang penari yang akan nampak luwes dengan
menggunakan dissolve.
Scene yang nampak melompat sambungannya karena disebabkan
perpindahan mendadak dari pusat perhatian (Centre of Interest) boleh
disambungkan dengan dissolve. Panjang dari dissolve dapat bermacam-macam sesuai
dengan tempo dramatik yang cocok. Macam-macam dissolve :
Matched Dissolve
Dimana dua scene yang berkaitan saling bersamaan dalam
bentuk gerakan atau isinya dapat digunakan untuk memberi kesan lebih lunak atau
untuk mengamankan laju penuturan dengan membuat pergantian gambar tidak begitu
mendadak. Bentuk yang sama seperti bunga dengan perhiasan, kesamaan gerak
seperti roda dan propeller, kesamaan isi seperti nyala ranting dengan kebakaran
hutan adalah kombinasi-kombinasi yang baik. Pembuatan matched dissolve
janganlah terlalu ganjil karena dapat mengganggu perhatian penuturan cerita,
kecuali gambar-gambarnya berasal dari cerita itu sendiri, shot-shot yang sudah
cocok janganlah dipergunakan untuk dissolve.
Dissolve yang di
Distorsikan
Pembaruan gambar bergoncang, berteriak, bergetar, berputar
dari fokus ke out fokus atau keremangan boleh digunakan untuk menunjukan
kejadian pergantian mendadak pada kesadaran pemain, retropeksi, tidak seimbang
secara mental, mabuk atau keadaan tidak normal lainnya. Dissolve serupa ini
sering kali diiringi dengan suara yang mengerikan digunakan untuk memberi
tahuakan munculnya flashback.
Dissolve sebaiknya digunakan untuk menandai flashback atau fastforward, tetapi tidak
selalu untuk menandai ke cerita awal. Cara yang digunakan sekarang lebih
sedikit menggunakan dissolve, yang terpenting
adalah penonton memahami apa yang sedang berlangsung. Dissolve memang
tidak diperlukan jika yang diinginkan agar penonton terkejut, atau untuk
memberikan perhatian atau penekanan pada adegan tertentu seperti cerita yang
bergerak kedepan atau kebelakang.
Frozen Dissolve
Dissolve membeku dimana frame terakhir dari scene pertama
dan frame pertama dari scene kedua membeku selama dissolve, dimaksudkan untuk
menunjukan bahwa waktu tidak berubah antara scene. Sangat variasi pikturial
yang dapat digunakan untuk disambungkan secara tepat dengan lukisan atau gambar
coretan. Gambar video yang bergerak dibekukan dan di dissolve dengan lukisan.
Untuk mendapatkan hasil dissolve yang maksimal dan tidak
mengganggu konsentrasi penonton, editor harus memahami kapan waktunya harus
melakukan dissolve.
Dissolve
dipergunakan sebagai suatu hubungan yang halus dari suatu action, pergantian
tempat dan waktu.
Menyatakan
hubungan yang erat antara dua buah gambar
Untuk membuat
transisi yang halus dan menarik dari long shot ke close up atau dari close up
ke long shot yang tidak mungkin dilakukan dengan cutting
3. Fade
Pergantian antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya
dengan melalui blank, fade dibagi menjadi dua jenis, yaitu fade in dan fade
out. Fade In adalah suatu shot atau visual yang bermula dari keadaan gelap
kemudian secara perlahan muncul gambar (visual) hingga normal. Sedangkan Fade
Out adalah dari gambar terang (normal) berangsur secara perlahan menjadi gelap.
Biasanya fade ini digunakan secara sepasang, fade in diikuti dengan fade out,
tetapi ini bukanlah peraturan harga mati. Satu sequence, beberapa sequence atau
satu film lengkap, dapat dirangkum oleh fade. Fade dapat juga digunakan untuk
memisahkan berbagai unit cerita. Sequence yang dipisahkan oleh fade adalah
mirip dengan bab pada buku atau babak pada sandiwara.
Fade antara sequence yang berlangsung di tempat yang sama
dapat menunjukan berlakunya waktu, sperti dari satu hari ke hari berikutnya
atau sekian minggu atau sekian bulan kemudian. Fade dapat digunakan untuk
menunjukan beralihnya ke setting lain. Fade harus digunakan secara hemat,
karena dapat menimbulkan kesan terpotong-potong atau efek episodic, yang dapat
merusak kelancaran penuturan cerita. Fade hanya boleh digunakan pada awal dan akhir gambar, kecuali materi subjek yang
terpisah-pisah tempatnya.
4. Wipe
Fungsi wipe sebenarnya sama dengan fungsi dissolve. Wipe
adalah efek perpindahan gambar dimana satu frame disapu oleh frame berikutnya
sehingga tampak terdorong keluar dari layar monitor dan digantikan oleh shot
berikutnya. Wipe bisa jika digunakan untuk mengawali suatu adegan.
Pola wipe dapat berkesinambungan atau terpecah menjadi
sejumlah bentuk dalam bingkai umpamanya seperti sejumlah lingkaran yang
membesar dan memunculkan scene yang baru. Wipe adalah transisi secara mekanis.
Wipe sering digunakan pada program acara yang ada kaitannya dengan musik,
khususnya video klip atau film musikal, untuk film cerita transisi ini jarang
digunakan.
Namun akhir-akhir ini wipe banyak dipergunakan untuk trailer
sebuah film atau iklan televisi.
5. Superimpose
Yang dimaksud dengan superimpose adalah perpaduan antara dua
gambar atau lebih ke dalam satu fame gambar. Citra-citra yang ada di
superimpose boleh digunakan dalam penyuntingan untuk menghubungkan dua gagasan
atau lebih. Sejumlah shot-shot yang
berbeda-beda dapat ditempatkan pada layar secara sendiri-sendiri dalam
berbagai pola. Layar dapat dibagi menjadi emapt atau lebih atau citra yang
dipusatkan yang dikelilingi oleh sejumlah gambar lainnya.
-TERIMA KASIH-
BAYU GIRI PARAMESWARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar