Sabtu, 06 Agustus 2016

APA ITU BROADCASTING???

APA ITU BROADCASTING?

Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Martin Essin (dalam Syaktiyanti Jahja, 2006) menyebut bahwa era sekarang ini sebagai The age of television- televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk-gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat harus tetap terpaku 4 sampai 6 jam sehari di depan layar kaca, dan bahkan bagi anak-anak yang sering menonton televisi , memberikan dampak malas belajar. Sementara itu, sebanyak 53,4% mereka mengakui bahwa waktu belajarnya lebih sedikit dibandingkan dengan lama waktu menonton televisi (Saktiyanti Jahja, 2006).
Karena keunggulanya, masyarakat tak pernah mampu melepaskan diri dari hubungannya dengan media penyiaran. Hampir paruh waktu mereka dihabiskan untuk menikmati program-program siaran baik radio maupun televisi. Hal ini wajar karena program-program radio dan televisi banyak menawarkan dan menyajikan acara-acara yang menarik dan variatif. Program yang semakin menarik dan variatif ini memang merupakan salah satu kiat dari pengelola media untuk menarik perhatian konsumernya, disamping media sebagai alat bisnis hiburan yang sengaja mencari keuntungan. Karena itu tampilan programnya harus selalu menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi agar mampu meraih jumlah penonton yang besar-sehingga suguhan program tidak semata-mata hanya sekedar penyajian informasi atau hiburan semata, tetapi sudah merupakan barang komoditas yang diperjualbelikan.
Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian ide, gagasan atau opini dari seseorang yang disebut komunikator di tujukan kepada sejumlah saran dalam hal ini adalah komunikan dengan dan atau tanpa media dengan tujuan mengubah perilaku orang lain. Sebagaimana definisi komunikasi yang dikutip dari pendapat Hovland (dalam Suprapto 1994) tersebut mencerminkan bahwa peran sosial dari media adalah kemampuannya didalam merubah perilaku komunikan. Kecenderungan ini nampak jelas sebagaimana dikemukakan oleh Mulyana (2000) fungsi komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Atas dasar hal tersebut, maka media sering dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sosial seperti kampanye-kampanye program kemasyarakatan seperti antara lain kampanye anti narkoba, immuniasi, palang merah yang disajikan sedemikian rupa baik dalam bentuk dramatization maupun demontrazion dengan kemasan hiburan. Khusus untuk media penyiaran, pemanfaatan untuk kampanye tersebut telah menjadi sseuatu tren tersendiri, mengingat daya jangkau yang sangat luas dan mampu menembus kendala-kendala geografis. Keunggulan media penyiaran bila dibandingkan dengan media cetak adalah juga karena kemampuan penyampaian pesan yang relatif cepat serta menyiarkan suatu peristiwa yang tengah berlangsung melalui siaran reportase atau siaran pandangan mata (live broadcast). Namun dari sisi sosiologis kemampuan menyampaikan pesan cara umum, cepat dan selintas untuk menjangkau khalayak luas dalam suatu rentang waktu-menyatakan suatu kekuatan sosial yang ada pada dampaknya. Menurut Charles R. Wright (1985) keselintasan komunikasi massa telah menimbulkan penekanan ketepatan waktu, superfisialitas, (ketidakmendalaman), dan sensasionalisme dalam pesan-pesan yang dikomunikasikan. Oleh karena itu penyajian informasi dalam siaran-siaran medium radio dan televisi sering menimbulkan ketidakcermatan khalayak didalam mencerna isi pesan karena sifat informasi yang disampaikan cepat, singkat dan selintas yang dapat menimbulkan persepsi dan interpretasi. Dalam konteks ini bila dibandingkan dengan medium cetak, maka pemahaman khalayak terhadap isi mediaelektronika sangat tergantung pada factor eksternal media itu sendiri, sedang untuk media cetak tingkat pemahaman khalayak terhadap isi pesan sangat tergantung pada bagaimana cara khalayak memproses informasinya (self-passed print media).
Penyiaran merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio dan televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Siaran ini dapat berupa siaran radio maupun televisi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang dapat menerima siaran radio maupun televisi. Medium radio dan televisi merupakan sarana komunikasi massa yang kemunculannya terjadi sebagai akibat dari revolusi dibidang elektronika.
Perkembangan teknologi elektronika telah membawa dampak kepada perkembangan di bidang komuniksi massa. Berkat perkembangan teknologi elektronika ini arus informasi dpat berjalan cepat dan simultan, sehingga mampu menembus ruang dan waktu antara dua tempat yang berbeda.
Kehadiran berbagai produk elektronika seperti medium radio dan televisi telah memberikan nuansa baru dalam berkomunikasi. Hubungan antar manusia berubah dari yang bersifat tradisional (lisan) menjadi hubungan bermedia, yang sekaligus mampu mempercepat proses komunikasi, karena pada umumnya ciri khas media komunikasi massa modern menjanjikan kecepatan, ketepatan, dan bahkan kepraktisan dalam hal menyampaikan dan menyajikan informasi kepada khalayak dan khalayak hanya menikmati saja, sambil mungkin melakukan pekerjaan lainnya secara bersamaan.
Proses penyiaran
Bagaimana proses penyiaran berlangsung? Pada prinsipnya sama dengan proses komunikasi. Proses komunikasi terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide tersebut disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide dalam hal ini komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan yang dapat dikirimkan baik verbal maupun nonverbal melalui saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khalayak luas (kumunikan).
Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang akan melahirkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.
Studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun penyiaran, sebagai sub system yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program-program regular yang bersifat live ivent atau recording program.
Sistem studio pada umumnya terintegrasi dari berbagai unit sistem seperti bagian audio (mixer system), video sistem (camera system) dan pencahayaan (lighting system) serta dilengkapi prasarana seni atau art sebagai unsur pendukung produksi khususnya untuk produksi audio visual.
Studio merupakan tempat produksi informasi sekaligus menyiarkan, mengubah ide dan atau gagasan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara yang bermakna melalui sebuah proses yang mekanistik yang memungkinkan gambar atau suara itu dikirimkan melalui transmitter untuk selanjutnya diterima oleh system antena pada pesawat penerima (media receiver) guna dinikmati oleh khalayak dalam bentuk sajian acara. Dalam produksi informasi, studio sebagai penyuplai program acara dibagi dalam dua kategori besar, yaitu:
a) Live event, misalnya program musik, variety show, berita (news) dan lain sebagainya.
b) Recording event, program acara yang direkam lebih dahulu baik program acara non drama seperti musik, olah raga dan news maupun program acara drama (setyabudi, 2005).
Transmitter merupakan salah satu unsur dalam proses penyiaran yang berfungsi mengantarkan gambar dan suara dari studio berupa gelombang elektromagnetik yang membawa muatan informasi untuk dipancarkan atau disalurkan melalui kabel atau serat optic. Sistem pemancaran (transmisi) dapat dilakukan melalui system terrestrial (pancaran di atas tanah) dan sistem satelit (menggunakan jasa satelit komunikasi). Ada tiga cara sistem satelit komunikasi (telekomunikasi), sistem DBS (direct broadcasting satellite) dan sistem semi DBS, serta sistem gabungan (terristerial, penyaluran dan satelit).
Pesawat penerima merupakan alat yang berfungsi mengubah gelombang elektromagnetik yang membawa muatan informasi berupa signal suara dan atau signal suara dan signal gambar proyeksi menjadi bentuk pesan yang dapat dinikmati. Pancaran gelombang elektromagnetik yang membawa muatan signal suara yang terbentuk melalui microfhone, kemudian pancaran ini diterima olah sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima, dan signal suara itu di ubah kembali menjadi suara/audio di dalam audio/loudspeaker. Proses ini menghasilkan siaran radio. Sedang pancaran gelombang elektromagnetik yang membawa muatan signal suara, yang dihasilkan oleh microphone dan signal gambar proyeksi, yang dihasilkan oleh sistem lensa, dan kemudian diubah menjadi signal gambar di dalam tabung pengambil gambar (pick up tube) maka proses ini menghasilkan siaran televisi.
Ketiga unsur tersebut bila dipadukan dapat menghasilkan siaran, seperti dalam bagan berikut ini:
Bertindak sebagai komunikator dan sekaligus sebagai sumber informasi adalah penyelenggara siaran. Ide/Isi pesan komunikator diproduksi dan disiarkan melalui stasiun penyiaran radio dan televisi (studio dan transmisi) dan selanjutnya isi pesan (hasil produksi) dapat dinikmati atau dilihat dan di dengar oleh komunikan melalui pesawat televisi dan atau pesawat radio. Isi pesan itu bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku khalayak.
Produk penyiaran
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio/suara dan atau visual/gambar yang ditransmisiskan dalam bentuk signal suara dan atau gambar, baik melalui udara (teristerial dan satelit) maupun melalui kabel dan atau serat optik yang dapat diterima oleh pesawat penerima (radio/televisi) di rumah-rumah. Karenanya proses penyiaran merupakan proses yang panjang tetapi memerlukan waktu yang relatif singkat.
Output penyelenggaraan penyiaran adalah siaran. Siaran adalah benda abstrak yang sangat potensial untuk dipergunakan mencapai tujuan yang bersifat idiil maupun material. Siaran merupakan hsil kerja kolektif yang memerlukan dana yang besar banyak tenaga yang kreatif dan professional serta sarana elektrik canggih yang harganya relatif mahal. Karena itu produksi siaran sebenarnya merupakan produksi massal yang memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, hiburan dan pendidikan kepada sebagian besar khalayaknya, dengan biaya yang cukup besar.
Di dalam penyelenggaraan siaran, para pengelola siaran selalu berupaya untuk mendekatkan diri kepada khalayak, sehingga ada usaha mengimpitkan kepentingan khalayak yang diawali dengan menarik perhatian khalayak, sehingga khalayak mau mendengar dan atau memirsa siaran. Namun dilain pihak, khalayak sendiri memiliki hak demokratisasi untuk memilih acara siaran-artinya keberadaan khalayak sangat menentukan kelangsungan program siaran, apakah siaran tersebut akan menjadi pilihan khalayak atau tidak? Karena itu produk penyiaran harus mampu menghasilkan sebuah karya yang mampu bersaing yang tidak hanya sekedar mencari keuntungan belaka tetapi kepentingan khalayak juga harus diperhatikan oleh penyelengaraan siaran.
Para penyelenggara siaran memang harus memperhatikan keberlangsungan siaran yang dalam pengertian ini, bagaimana menjaga stabilitas siaran dengan kemampuan mempertahankan jumlah pendengar dan atau permirsa terhadap suartu program tertentu. Dalam kaitan ini Wahyudi (1994) mengatakan para pengelola program teknik dan administrasi/ketatalaksanaan dalam wadah organisasi penyiaran bekerja diatas landasan saling pengertian, menghargai dan mengingatkan, untuk mengahsilkan siaran yang berkualitas, baik, dan benar. Yang dimaksud dengan siaran berkualitas, baik dan benar adalah:
• Siaran berkualitas adalah siaran yang berkualitas suara dan atau gambar/visualnya prima.
• Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya bersifat informatif, edukatif, akumulatif, komunikatif dan stimulatif.
• Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.
(Sumber: Wahyudi, 1994)

Dengan memperhatikan kriteria siaran yang berkualitas, baik dan benar, maka diharapkan akan mampu memberikan kontribusi kepada khalayak berupa produksi siaran yang benar-benar dapat dinikmati dan ditonton. Untuk siaran karya artistik terikat pada kode moral, sedangkan siaran karya jurnalistik selain terikat kode moral juga pada kode profesi jurnalistik.
Siaran merupakan output dari penyelenggaraan penyiaran. Siaran adalah benda abstrak yang sangat potensial untuk dipergunakan mencapai tujuan yang bersifat idiil dan materiil. Dari sisi ekonomi, siaran merupakan barang komoditas yang mampu mengahsilkan keuntungan, sedang dari sisi sosial siaran juga merupakan komoditas sosial yang mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat bila mengacu pada standar etika penyiaran.
Produksi siaran dibagi dalam dua kategori karya produksi, yaitu karya produksi artistik dan karya produksi jurnalistik. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
KARYA ARTISTIK KARYA JURNALISTIK
 Sumber: Ide/gagasan
 Mengutamakan keindahan
 Isi pesan bisa fiksi dan nonfiksi
 Penyajian tidak terikat waktu
 Sasaran kepuasan khalayak
 Memenuhi rasa kagum
 Improvisasi tidak terbatas
 Isi pesan terikat kode moral
 Penggunaan bahasa bebas
 Refleksi daya khayal kuat
 Isi pesan tentang realitas sosial  Sumber: Permasalahan hangat
 Mengutamakan kecepatan/aktual
 Isi pesan harus faktual
 Penyajian terikat waktu
 Sasaran kepercayaan/kepuasan
 Memenuhi rasa ingin tahu
 Improvisasi terbatas
 Isi pesan terikat kode etik
 Penggunaan bahasa jurnalistik
 Refleksi penyajian kuat
 Isi pesan menyerap realitas/faktual

Program Acara Siaran
a) Radio
Program acara radio selama beberapa periode terakhir meliputi musik dan atau variety shows, komedi, drama dan berita. Sedang Dominick (1983) membagi 4 kategori dasar format acara radio yaitu (1) music; (2) talk; (3) news; dan (5) black and etnic. Khusus untuk acara musik merupakan kategori acara yang mendominasi siaran radio dan berisi beberapa sub bagian, diantaranya adalah Top 40, Album Oriented Rock (AOR) dan Midle of The Road (MOR). Di Amerika Serikat, acara musik yang paling popular selama periode tahun 1930 s/d 1940 adalah Tommy Dorsey dan Benny Goodman, sedang untuk variety shows seperti pertunjukkan Bob Hope, Jack Benny dan Jimmy Durante. Sedang jenis acara hiburan lainnya yakni drama. Drama radio yang paling popular pada waktu itu berjudul The War of the Worlds produksi Orson Walles tahun 1938 yang menceritakan tentang penyerbuan makhluk-makhluk planet Mars ke dunia. Drama radio yang mengungkapkan cerita fiktif itu lebih dianggap oleh sebagian besar penduduk New Jersey sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi. Mereka menyangka New Jersey benar-benar diserang oleh makhluk-makhluk yang menyeramkan dari planet lain. Penduduk menjadi panic. Dan tiap rumah terdengar jerit dan tangis. Penduduk pada berlarian ke luar rumah tanpa tujuan dan mencari perlindungan. Banyak juga diantaranya yang membawa senajata untuk melawan makhluk planet itu. Sedang acara berita lebih menekankan pada aspek informasi baik nasional maupun regional serta lapioran-laporan peristiwa lokal secara periodik setiap harinya. Disamping informasi olahraga, cuaca, editorial, public-affair programs dan sekali-kali acara feature. Selanjtnya kategori acara black and etnic merupakan acara yang khusus ditujukan untuk sasaran khalayak berdasarkan suku dan ras kebangsaan tertentu. Karena umumnya mereka memiliki hobby dan kesenangan yang sangat spesifik baik dalam pilihan jenis musik, berita dan atau acara hiburan lainnya.
Secara umum mata acara radio diperoleh dari 4 sumber, yaitu:
1. Jaringan antar stasiun atau merelay dari stasiun penyiaran lain
2. Rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi
3. Produksi sendiri
4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya.

Dari mana pun materi acara diperoleh, isi pesan baik audio maupun visualnya harus sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan yang ada, baik kebijaksanaan intern maupun yang berasal dari pemerintah yakni sebagaimana diatur dalam Bab IV Pelaksanaan Siaran pada Bagian Pertama tentang Isi Siaran khususnya pasal 35 Undang-undang Penyiaran.

b) Televisi
Sebenarnya kelahiran prinsip-prinsip televisi di awali dengan diketemukannya teleskop oleh Galilei pada tahun 1608 serta ditemukannya elemen galvanic pada tahun 1880 yang memungkinkan dibangkitkanya aliran listrik yang mengakibatkan cara-cara berkomunikasi jarak jauh semakin dapat dikembangkan. Diantaranya dengan ditemukannya telegraph pada tahun 1835 oleh S. Morse yang memungkinkan pengiriman dan perekaman isyarat-isyarat dalam jarak jauh. Semenjak itu mulai dilakukan penelitian yang memungkinkan dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan suara manusia dari jarak jauh-diantaranya yang berhasil melakukan penelitian itu adalah A.G. Bell pada tahun 1875 yang kemudian melahirkan telephone. Hasil penemuan Bell pada tahun 1878 disempurnakan oleh Hughes yang mengganti komponen pemancar dengan apa yang dinamakan microphone sehingga getaran udara yang disebabkan suara yang diucapkan seseorang menjadi lebih kecil dan halus dan oleh pihak penerima dapat terdengar lebih keras. Beberapa tahun berikutnya terutama setelah ditemukannya telepon, Paul Nipkow pada tahun 1884 seorang mahasiswa Jerman di Berlin menemukan prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur, Scanning device ini dilakukan dengan menggunakan lingkaran spiral yang diputar secara teratur dan masih secara mekanis belum menggunakan listrik. Gerakan kasar secara mekanis ini dapat menghasilkan dorongan-dorongan elektris bila kepadanya dikenakan penyinaran yang mengandung photoelectric cell. Lingkaran yang berbentuk spiral dan diputar secara teratur itulahh pada tahun 1884 lebih disempurnakan di dalam bentuk lingkaran Nipkow atau Jantra Nipkow dan alat inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh para ahli sehingga menghasilkan televisi siaran.
Penyelenggaraan siaran televisi nampak lebih kompleks bila dibandingkan dengan siaran radio. Namun esensi isi programnya relatif sama dengan program radio hanya perbedaanya, siaran televisi menghasilkan gambar dan suara, sedangkan radio hanya bersifat auditif.
Program acara siaran televisi dibeberapa negara diantaranya di Amerika Serikat memang mengalami pasang surut semenjak 1848 dimana pada tahun tersebut perkembangan televisi di negara Paman Sam itu mengalami kebekuan, karena penyedia peralatan televisi tidak mampu memenuhi banyak permintaan dari para pengelola atau penyelenggara siaran televsi. Sehingga sebagian stasiun televisi ada yang telah siap untuk menggarap sementara dipihak lain masih banyak pula stasiun televisi yang belum memulai siaran untuk memenuhi permintaan masyarakat diberbagai daerah. Namun terlepas dari itu semua bahwa kehadiran televisi sangat diperlukan bagi masyarakat sebagai sumber informasi dan hiburan.
Suguhan acara televisi memang sangat variatif untuk memenuhi selera pemirsanya yang beragam, namun demikian, semua mata acara tersebut dikemas dalam bentuk acara hiburan, karena menurut Dominick (2004) kekuatan yang dominant kepada televisi adalah sebagai medium hiburan. Sehingga semua suguhan mata acara televisi diharapkan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, maka adalah wajar jika banyak muncul kemasan acara berbasis suguhan guna menarik pangsa pasar, seperti acara talk show, edutaiment, infotainment dan sebagainya.
Program acara hiburan ditelevisi yang paling popular pasca Perang Dunia II adalah kuis, tetapi masa kejayaan acara kuis di AS mulai memudar sekitar tahun 1950an, ketika acara tersebut mulai kehilangan penonton akibat kejenuhan. Tahun 1959 acara drama Western menarik perhatian publik dan kemudian menjadi popular seperti drama Wyatt Earp dan Gun smoke yang ditayangkan sebanyak 20 seri selama tahun tersebut. Pada periode tersebut pertumbuhan berita televisi sangat lambat seperti berita malam hanya berlangsung selama 15 menit. Selanjutnya pada awal tahun 1960an isi program acara televisi mulai menyuguhkan film dengan tema kekerasan seperti The Untouchables yang sangat popular pada saat itu. Tema kekerasan pada acara televisi semacam itu menimbulkan kontroversi terhadap dampak penayangan televisi violence yang dianggap sebagai biang keladi meningkatnya kejahatan di AS (dan mungkin juga dibelahan bumi lainnya, termasuk di Indonesia) yang dilakukan oleh para remaja.
Kemudian stasiun televisi CBS sukses menampilkan acara televisi bernuansakan alam pedesaan seperti, The Beverly Hillbilles dan Green Acres yang sangat digemari di pasaran. Kemudian program acara bertujuan untuk relaksasi seperti I Dream of Jennie dan Star Trek menjadi sajian utama siaran televisi pada periode tahun 1960an. Selanjutnya program acara terkemuka pada kurun waktu itu adalah komedi situasi seperti All in the Family dan M*A*S*H. akhirnya pada tahun 1963 diputuskan sebagai tahun kembalinya berita televisi. Siaran berita televisi telah mampu meningkatkan durasi siaran berita dari 15 menit menjadi 30 menit. Kenaikan ini menyebabkan jumlah peminat siaran berita televisi juga mengalami peningkatan dan bahkan di beberapa stasiun televisi lokal siaran berita menjadi sumber pendapatan terpenting.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka mata acara siaran televisi dapat dibagi kedalam 5 besar jenis mata acara siaran quiz, drama, komedi, musik, dan news. Ke-5 jenis mata acara ini ternyata tidak jauh berbeda dengan jenis isi program penyiaran yang sedana ngetren di Indonesia dan bahkan mata acara tersebut telah mendominasi hampir seluruh siaran televisi baik swasta maupun pemerintah. Bahkan satu diantaranya memiliki rating yang cukup baik. Yakni acara drama dan atau sinetron yang saat ini masih marak ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta khususnya yang diproduksi oleh kelompok Punjabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar